Kupang- IKJ, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial  dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang melaksanakan kegiatan Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar, yang terdiri dari 149 orang diantaranya 92 orang peserta dari semester dua, 41 orang panitia dari semester empat dan 15 orang stering comitee dari semester enam.

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis sampai dengan hari Minggu(07-10 April 2016) dilaksanakan di Bumi Perkemahan Stikes CHMK, di Desa Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat. Serangkaian pembukaan kegiatan dilaksanakan di kampus FISIP, yakni seluruh peserta berkumpul di kampus. Keberangkatan peserta secara langsung dibuka oleh Dekan Fisip, Bapak Marianus Kleden M.Si. Para peserta berangkat pada pukul 12.25 Wita dan tiba di lokasi pukul

14.25 Wita. Kedatangan para peserta dan Ketua program Studi Ilmu Komunikasi serta Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan disambut dengan tarian daerah dari malaka yang dibawakan oleh mahasiswa semester empat. Setelah dibuka oleh tarian adapun kata sambutan yang dibawakan oleh ketua panitia yakni Gilbert Thung, Ketua HMJ dan Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi , dalam sambutannya Ketua Prodi Ilmu Komunikasi menegaskan bahwa dengan tema “Kepemimpinan Dimulai Dalam Diri Sendiri” ia mengharapkan para peserta LKTD mampu mendalami arti kepemimpinan dari materi-materi yang akan mereka dapatkan sehingga mereka mampu memimpin diri sendiri dari hal-hal kecil sebelum memimpin orang lain dalam cakupan yang lebih luas.

 

Pemateri Kepemimpinan di Organisasi, Bapak Johanes Oematan dan Kepala Prodi Ilmu Komunikasi, UNWIRA, Bapak Yoseph Andreas Gual.

Pemateri Kepemimpinan di Organisasi, Bapak Johanes Oematan dan Kepala Prodi Ilmu Komunikasi, UNWIRA, Bapak Yoseph Andreas Gual.

Dalam kegiatan tersebut para peserta disuguhkan dengan beberapa materi diantaranya materi pertama yang dibawakan oleh Dosen Andreas Gual, MA dengan nama materi Who Am I. Inti dari materi tersebut adalah para peserta harus mampu mengenal siapa mereka sebenarnya dan mampukah mereka memimpin diri mereka dan orang lain, selain itu para peserta harus tahu apa yang akan mereka cita-citakan di masa yang akan mendatang. Di sela sela selesai materi Bapak Andreas Gual menyatakan bahwa pentingnya dilaksanakan kegitan LKTD karena penting untuk para mahasiswa yakni melatih mahasiswa untuk menyadari diri bahwa mereka memiliki potensi dan peluang untuk menjadi pemimpin,menjadi pemimpin harus harus mulai diri sendiri sehingga bisa belajar unutk memimpin banyak orang. Selain itu beliau menambahkan bahwa UNWIRA tidak hanya mentransfer pengetahuan namun juga membentuk karakter mahasiswa lewat kegiatan seperti ini, sehingga bisa membentuk batu karang dan menjadikannya sebagai fondasi hidup mereka. Materi kedua adalah Kepemimpinan dalam diri sendiri yang dibawakan oleh Dosen Gaudensio Angkasa, MA. Inti dari materi tersebut adalah hal yang harus ada dalam diri seorang pemimpin adalah keberanian, dengan keberanian seseorang dapat memiliki kapercayaan yang dituangkan dari orang lain kepada dirinya. Selain Dosen yang sekaligus Sekertaris Jurusan Ilmu Komunikasi Menegaskan bahwa setiap manusia memilki keputusasaan namun hal tersebut tudak membuat kita harus diam dan berhenti sejenak tetapi kita harus mampu bangkit melakukan sesuatu karena dorongan dalam diri sendiri serta kita harus mampu menemukan kelemhan dalam diri sendiri dan menjadikan diri kita lebih berarti bagi orang lain. Dalam Materi yang ketiga yakni Model kepemimpinan yang dibawakan oleh Drs. Servasius Rodriques mengandung inti bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat sifat sebagai berikut: cerdas, imajinatif, percaya  diri, pandai berbicara, keseimbangan emosional, bentuk fisik, relasi sosial, antusias, karisamatik, berani, dan seorang pemimpin juga harus memiliki cirri-ciri seperti kesadaran diri, kelihaian, cinta, kepalahwanan namun ada hambatan –hambatan yang dalam menjadi seorang pemimpin yakni kesombongan, egoisme, terlalu perasa, rasa tidak nyaman, presetionist, vinisme dan negatisme. Materi ke empat dari kegiatan tersebut adalah change or daid yang dibawakan oleh Bapak Jhon Oematan M.Si SH yang merupakan pemateri dari luar yang datangnya dari ibukota negara yakni Jakarta dalam materinya beliau menjelaskan bahwa dalam dunia kerja banyak sekali perubahan seiring dengan jalannya jarum jam, jadi jika menjadi seorang pemimpin haruslah ia berubah seiring dengan waktu, karena jika tidak berubah ia akan mati karena dikejar waktu, jika ia mau berubah maka ia akan mendapatkan sesuatu yang lebih besar dalam arti apa yang mau ia peroleh akan terwujud dengan sendirinya ketika ia mau mengikuti proses demi proses dalam dalam perputaran waktu. Pada materi yang ke lima yakni komunikasi efektif dibawakan oleh Ibu F.D.Setyanigsih M.Si, dalam materi tersebut beliau menjelaskan bahwa komunikasi yang efektif terjadi ketika komunikator dan komunikan saling berkomunikasi dengan baik yakni terdai pertukaran informasi sehingga denga segera mendapat feedback atau respon.

Adapun materi ke enam yang dibawakan oleh Ibu Lucy Max, M.I.Kom yakni problem solving dan manajemen konflik, dalam materi tersebut dijelaskan bahwa kita haruslah berpikir secara bijak untuk mencari solusi menang.

Dalam materi tersebut dikakannya bahwa konflik bukanlah sesuatu yanh harus kita hindari karena konflik dapat membuat seseorang menjadi besar atau dewasa. Jika kita berpikir untuk menang-menang maka disitulah kita mencerminkan bahwa tidak ada orang yang setara dikuasai atau sedang dikuasai, upaya untuk mencari kepentingan bersama dan mempertimbangkan nilai-nilai universal seperti kejujuran, integritas,rasa hormat ,                 keseimbangan dan tanggungjawab.

Jika dalam pribadi kita mempunyai prinsip Win-Lose maka seseorang akan cenderung menggunakan kekuasaan jabatan, mandat, barang milik untuk meningkatkan apa yang diinginkan dengan mengorbankan orang lain dalam bentuk mencoba untuk berdiri diatas orang lain, iri dan dengki jika melihat orang lain berhasil, orang yang tidak memiliki visi dan harapan serta menggunakan orang lain yakni emosional dan fisik untuk kepentingan diri sendiri. Dalam materi tersebut kata yang paling menyentuh adalah “Saya dapat menang, Demikian juga kamu, Kita dapat menang.” Materi terakhir dalam kegiatan tersebut adalah keterlibatan mahasiswa dikampus dan peran alumni yang dibawakan oleh pak Andre Kale yang merupakan alumni komunikasi UNWIRA tahun 2005 inti dari materi tersebut adalah mengajak mahasiswa untuk ikut serta atau aktif dari semua kegiatan yang diselenggarakan oleh fakultas ataupun jurusan. Di setiap materi diselipkan dengan game yang bertemakan kepemimpinan.

Selain materi yang mereka dapatkan kegiatan lainnya setelah bangun pagi adalah melakukan doa pagi dan olahraga bersama, setelah itu mahasiswa diarahkan oleh seksi keamanan untuk bersiap-siap diri yakni mandi cuci kakus, setelah itu para peserta diberi waktu untuk sarapan. Tidak lupa juga untuk menutup rangkaian kegiatan dalam sehari para peserta diajak untuk melakukan meditasi bersama yang dipimpin oleh Bapak Andreas Gual. Kegiatan yang paling mencekam adalah haking yang dilaksanakan pada hari Sabtu (9/3/16). Para peserta diwajibkan menyanyikan yel-yel disepanjang jalan menujun ke pos-pos, disetiap pos, para peserta diberi kesempatan untuk memecahkan game, game-game yang dimainkan antara lain menyebrang sungai yakni para peserta harus berusaha menyebrang ke sebrang batas yang ditentukan tanpa jatuh ketanah , para peserta bertumpuh pada batu sebagai jembatan. Di pos dua para peserta diminta untuk memainkan game memindahkan gelas aqua menggunakan tali rafia.adapun game lainnya di pos tiga yakni mencari harta karun yang mana para peserta harus mencari potongan kertas dalam gelas aqua yang berisikan pasir. Adapun game di pos ke empat yakni masukan bola ke gawang menggunakan tali rafia, bola tidak boleh melewati arena gawang, kemudian di pos lima para pserta mendapatkan game memindahkan tempurung berisikan air. Di pos yang ke enam para peserta diminta untuk memainkan kereta buta, peserta dalam kelompok diminta berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditentukan oleh panitia, dengan sambil menutup mata. Sedangkan di pos tujuh para peserta diminta untuk memindahkan botol dengan jari dan di pos terakhir para peserta memainkan game kaki seribu yang mana peserta membentuk barisan dalam posisi duduk dan kaki peserta disilangkan di atas kaki peserta lainnya. Disetiap game mangandung makna kepemimpinan yang mana ketua kelompok harus mendengarkan semua arahan atau masukan dari anggota kelompok sehingga adanya kerjasama yang baik, kompak, teliti dan fokus dalam memainkan game. Dalam perjalanan dari pos ke pos para peserta melewati jalur yang cukup ekstrim yakni melewati hutan namun hal tersebut tidak membuat peserta takut tapi mereka malahan semangat berbaur dengan alam.

Ketika di Interview salah seorang peserta berkaitan dengan kesannya mengikuti kegiatan tersebut, ia mengungkapkan bahwa “Bagi saya pribadi, kegiatan LKTD merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat dan bisa membentuk pribadi saya. Saya sendiri baru pertama kali mengikuti kegiatan seperti ini tetapi ini menjadi moment yang luar biasa bersama teman-teman dalam mengikuti kegiatan seperti ini. Banyak hal-hal positif yang bisa saya ambil. Dari kegiatan ini saya bisa merubah  sedikit demi sedikit kebiasaan-kebiasaan saya yang tidak baik menjadi baik lagi, ungkap Fransiska M.Hornai”. Ungkapan yang sama dilontarkan oleh ketua panitia LKTD Gilbert Thung Ia menyatakan bahwa”LKTD itu kegiatan yang baik karena dalam kegiatan tersebut kita bisa mengukur seberapa jauh tingkat kepemimpinan dasar dari masing-masing pribadi, saya sangat senang karena kegiatan berjalan sesuai harapan walaupun ada missed, itu karena menyatukan berbagai otak dan berbagai mulut itu susah-susah gampang.Kegiatan berakhir pada hari Minggu yang ditutup dengan perayaan ekaristi yang dibawakan oleh Pater Hendrikus Sakubouk. Selain itu acara penutupnya ditutup oleh Bapak Andreas Gual, di akhir sambutannya beliau sangat senang karena panitia sukses menjalankan kegitan tersebut. TJ

Peserta Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Dasar 2016

Peserta Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Dasar 2016